Ke'arifan CINTA. .


Untuk yang mensurati. . .

Sungguh tulisan yang apik. Tulisan emas dari hati emas. Maka izinkan aku mempersiapkan lembaran partikel senja untuk ukiran tinta milikmu.

Allah maha pengampun, terhadap kafir pun Allah memberikan sifat rahmannya. manusia mempunyai hati, hati ibarat rumah ataupun taman. Adanya taman tentu adanya pemilik taman. Keindahan taman tentu karena terawatnya taman. Keindahan taman tiadalah terus indah jikalau di pandang saja, tentu taman ada proses perkembangan. Jikalau taman ada tukang kebun sebagai perawat kebun. Maka indahlah terus taman tersebut, akan tetapi sebaliknya.

Terkadang pemilik menghiraukan tukang kebun tersebut, karena tukang kebun tentu pakainnya kotor, bau, kolot, dsb. Sekehendak sang pemilik tidak mau tamannya yang begitu indah tersebut tersentuh oleh tukang kebun tersebut. Akhirnya tukang tersebut terusir, terabaikan. Seiring berjalannya detik, hari, minggu, bulan, tamannya miliknya mulai bertumbuhan tanaman-tanaman liar, semak-semak mulai tumbuh menumbuh, bunga-bunga yang indah terindah mulai terbeliti oleh tanaman lain, sehingga buruklah tampaknya. Tak lama juga hewan-hewan buas berdatangan, serangga-serangga berdatangan dimana-mana. Al-hasil rusaklah taman tersebut. Namun sang tukang kebun begitu niatnya yang suci nan tulus karena sudah menjadi kewajiban untuk membersihkan apa-apa yang menjadi buruk, tak elok, tak indah, maka tanpa suruhan dari siapapun dengan rasa cinta hingga pada keindahan sesungguhnya.

Begitupun juga hati ini bagaimana bisa jadi berubah-rubah rasa, terbolak-balikkan, terjungkal-jungkir, pahit-manis. Adalah asbab tuan rumah tersingkirkan, tuan rumah yang terabaikan, tuan rumah yang diduakan, tuan rumah yang terlupakan. . .setiap detik bahkan selamanya, Na udubillah hi min dzalik. Tuan rumah disini ialah Allah, karena hati adalah tempat bersemayamnya Allah. Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia, kehadiran-Nya terasa didalam hati. Lalu siapa tempat yang menempati selama ini.  namun sang pemilik rumah tidak membalas dengan rasa yang sama walau di sakiti, begitu sebaliknya terus meberikan kebaikan, memberikan kebutuhan, memberikan nafas, meberikan detakan jantung, karena Allah begitu cinta akan ciptaannya hingga sampai pada penyadaran tertinggi, ma’rifatullah. Hingga mengenal benar siapa yang pantas yang dia cintai.  Begitulah ke’arifannya. J

Teringat lagi ketika nabi diludahin, teringat lagi ketika nabi dilemparin batu sampai bececeran darah. Walau begitu senyuman dan kebaikan yang datang bahkan mendo’akan. Begitulah nabi sangat mencintai ummatnya walau berbeda Agama hingga sampai pada penyadaran  dengan mengenal benar siapa nabi Muhammad. Begitulah ke’arifannya.

Begitupun seseorang itu mencintaimu walau orang itu begitu banyak duri hati, hingga sampai penyadaran sampai dengan mengenalmu benar, memahamimu, mengertimu siapa dirimu. Begitulah ke’arifannya. Kunci kebahagiaan adalah ke’arifan dan bijaksana.

Didunia ini, ketika cahaya keindaha(kebenaran ilahi) hanya bisa di lihat oleh segelintir orang, itulah pertanda hanya sedikit saja yang mau berjang untuk mencapainya. Mugi pengeran senantiasa menyelimuti hidup kita, sehingga tiada aral yang dapat menggoyahkan stiap keyakinan dan ketaqwaan di hati. Aamiin. . .3x ya rabbal 'aalamiin. .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP PROLIN

Karang Taruna Pulo Lancing

waktu